Rabu, 10 November 2010

KARAKTERISTIK DA'I IDEAL


BABI
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Karakteristik Da’i merupakan kriteria atau sosok yang harus dimiliki oleh seseorang penda’I karena dengan karakteristiknya itulah seseorang itu bisa dinilai apakah seorang penda’I itu sudah ideal.
Maka untuk menjadi seorang penda’I yang idea, penda’I harus memiliki karaker-karakter tertentu, agar dapat melakukan ceramah (berdakwah) dimanapun berada,seorang penda’I ideal juga harus bisa menyesuaikan diri dimanapun dia berada adapun karakter dasar yang harus dimiliki oleh seorang penda’I antaralain:
1.    Moral
Moral merupakan sebuah acuan yang harus dimiliki oleh seorang penda’I karena Moral adalah bagian dari tingkah laku kita dalam keseharian oleh karena itu moral pulalah yang menjelaskan kriteria baik buruknya sikap atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang penda'[1]
2.    Akal dan Naluri
Akal dan Naluri merupakan Anugrah yang di berikan oleh Allah kepada kita semua untuk dapat kita gunakan  kepada kebaikan, namun akal juga sangat erat berhubungan dengan fikiran, karena segala sesuatuhal yang akan dilakukan atau direncanakan oleh akal pasti akan direspon oleh fikiran kita untuk dicerna apakah yang akan kita lakukan itu berdampak banyak positif ataukah banyak dfampak negative maka semua itu akan dip roses oleh fikiran kita sedangkan naluri merupakan sebuah perkiraan kedepan yang mendapatkan pengarahan  dari petunjuk allah yang di jelaskan dalam kitapnya. Maka seorang pen da’I haruslah memiliki akal dan naluri yang kuat untuk kesuksesannya.








3.    Motifasi Iman
Dalam melakukan tugas dakwah haruslah memiliki Motifasi ataupun pendorong dalam melakukan segala aktifitas yaitu Aqidah dan Iman yang terpatri dalam dada dan hati, karena Aqidqh dan Iman itulah yang akan mendorong seorang penda’I mampu berbuat iklas, beramal saleh, dan bekerja keras, dan dengan keimanan yang dimiliki itulah yang akan memcerminkan seseorang penda’I yang ideal.


B.  Rumusan Masalah
Dari sekian ulasan yang sudah saya tuangkan maka penulis juga mendapatkan beberapa masalah yang harus dibahas lebih rinci tentang karakteristik seorang penda’I ideal adapun masalah yang timbul ialah
1.    Upaya apa yang harus dilakukan oleh seorang penda’I agar menjadi seorang penda’i yang ideal
2.    Hambatan apasaja yang harus di tempuh untuk menjadi seorang penda’I ideal

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Syarat untuk menjadi penda’I ideal
Dalam Bukunya, Profil Murabbi Ideal, Ustadz Abdul Hamid al-Bilali menuliskan ada empat ciri penda’I ideal,yaitu
1.        Memiliki Keteladanan yang Baik
Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah ada keteladanan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan Allahdan Hari Kiamat dan ia banyak ingat Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21)
Keteladanan penting dimiliki olehseseorang karena itu yang tampak pada figur “hidup” yang ada di hadapan oranglain. Orang lebih mudah menerima jika mereka melihat seperti apa yang baik,bukan dengan kata-kata beginilah seharusnya manusia bersikap.
Untuk dapat menjadi teladan manusiaharus memiliki sikap antara lain:
-           Memiliki fikikiran
-           Berilmu dan senantiasa mengajarkan ilmunya kepada orang laian
-           Berakhlak mulia
-           Perbuatannya sejalan dengan perkataannya
Amat besar kebencian di sisi  Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan”
(Q.S. Ash-Shaf:
)
-           Tidak berhenti beramal
-           Rutin melakukan muhasabah



2.    Lembut
Kelembutan seorang manusia dapat mendekatkan orang lain kepadanya. “Maka disebabkan rahmat dari Alloh, kamu bisa lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, mereka tentu menjauhkan diri dari sekelilingmu” (Ali Imran: 159).[2].
Secara logika, jika seseorang dijauhi oleh yang lain, bagaimana mungkin ia bisa menjadi sosok manusia ideal dan sikapnya pantas diteladani? Kelembutan yang dimiliki tidak hanya ditujukan pada sesama manusia saja, tetapi kepada semua hal dan semua makhluk ciptaan Allah, kepada hewan, tumbuhan, dan dalam setiap perilaku.Seperti yang termuat dalam dalil diatas, kelembutan dapat dimiliki karena rahmat Allah, maka satu-satunya jalan adalah dengan selalu memohon dan mendekatkan diri kepada Allah.
3.        Hobi Mengokohkan Hati
Jika seseorang sudah menjadi baik, ia tidak akan menyimpan kebaikan itu untuk dirinya sendiri, ia akan berusaha menyebarkan kebaikan ke seluruh umat. Maka dari itu, ciri ketiga dari sosok manusia ideal adalah hobi mengokohkan hati saudaranya.
Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain dengan:
1.      Mendekatkan diri dengan Al Qur’an,ini merupakan obat dari berbagai jenis penyakit
2.      Menerima nasihat
3.      Taubat dan istighfar
Rasulullah, seorang yang dijamin Allah masuk surga pun selalu memperbaharui taubatnya setiap malam, apalagi dengan kita yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Rasulullah menganggap lupa dan malas dzikir kepada Allah sebagai benda asing di tubuh dan harus dibersihkan agar hati bersih dan suci dari apa saja yang mengeruhkan kebeningan ibadahnya.
4.      Tadabbur dan Khusyuk
5.    Malu
Malu termasuk dalam iman.” (H.R.Ahmad), bahkan dalam hadits yang lain dikatakan “Bila kamu tidak malu berbuatlah sesukamu” (H.R. Ahmad).
Ini merupakan bentuk sindiran keras bagi orang yang tidak punya malu. Seorang manusia idealnya menjaga sikapnya, dan orang akan ingat untuk menjaga sikapnya jika memiliki rasa malu dalam dirinya.
6.    Membayar zakatnya hati, dengan amalan-amalan wajib dan sunnah yang diperintahkan oleh Allah.
7.  Berani, yang berupa gelora hati,kemarahan, kebangkitan, dan ketegarannya.
4.        Merasakan Kesertaan Allah
Merasakan kesertaan Alloh adalah ciri asasi seorang da’i yang dapat menghasilkan sifat-sifat penting yang diperlukan da’i kepada kebenaran (di antaranya adalah tangguh, tegar, yakin, berani,sabar, dan percaya diri).
Cukuplah Allah sebagai Penolong kami dan Allah sebaik-baik Pelindung” (Q.S. Ali Imran: 173)
Sebaik apapun manusia, dia tidak akan adaapa-apanya jika ingkar kepada Allah.   Itulah sedikit dari ciri manusia(murabbi) ideal dari salah satu sudut pandang seseorang.. Saya yakin semua orang memiliki standar sosok manusia ideal bagi dirinya. Yang terpenting adalah semuanya berdasar pada sifat Rasulullah Muhammad saw.
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat 49: 10)
Berbondong-bondongnya orang baru tentu saja harus kita sambut dengan senang hati. Dengan bertambahnya saudara, kita berharap akan tambah kekuatan kita dalam berdakwah. Akan tetapi jangan sampai kita kehilangan kewaspadaan. Bukan tidak mungkin kesempatan ini dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam dari kalangan munafik untuk menyusupkan orang yang telah dipersiapkan untuk merusak kebersamaan dan persatuan dari dalam. Sejarah membuktikan kehadiran ratusan orang-orang munafik di bawah Abdullah bin Ubay bin Salul ke tengah barisan umat Islam tidak menambah kekuatan. Bahkan menjadi ancaman potensial kalau tidak dikelola dengan baik. Kedekatan kita dengan mereka dapat dimanfaatkan untuk menohok kita dari belakang.
Disisi lain bukan tidak mungkin keberhasilan dakwah di berbagai daerah ini dapat memunculkan kebencian dan kedengkian di antara sesama pejuang. Mereka yang dikaruniai Allah kemampuan yang tinggi dalam berdakwah, keikhlasan hati dalam membina umat, dan mendapat berbagai kemudahan dari Allah banyak mendapatkan keberhasilan. Apa yang dia rencanakan selalu terealisasi karena pertolongan Allah. Apa yang dia lakukan selalu berhasil karena kemudahan yang diberikan Allah. Apa yang dia sentuh senantiasa menjadi lebih indah karena Allah. Seharusnya hal seperti ini ditanggapi dengan penuh kebahagiaan oleh semua orang beriman dengan bersama-sama mendukung penuh kerja dakwahnya.
Perlu disyukuri bersama, karena tidak ada seorangpun yang mampu menjalankan roda dakwah ini sendirian tanpa peran saudaranya sesama orang-orang beriman. Meski andilnya berbeda tetapi bukan tidak mungkin karena keikhlasannya yang tinggi mereka yang seolah nampak kecil andilnya, ternyata dimata Allah sangat besar nilainya. Kenyataan seperti ini akan senantiasa mengingatkan para da’i yang banyak berhasil dalam dakwahnya untuk tidak sombong. Sopirnya atau pengantarnya barangkali mendapatkan pahala yang lebih besar dari dirinya. Sedang bagi dirinya sendiri, dia akan melakukan muhasabah, mungkin dirinya tidak mendapatkan apa-apa dari Allah kalau niatnya salah atau tidak mampu menjaga amal agar tidak batal.

BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan

Untuk menjadi penda’I yang ideal maka brusahalah kamu untuk mencari dan menggali informasi untuk pengetahuanmu dan ikutilah tata cara orang yang terdahulu yang telah berhasil membawa agama islam kepada keberhasilan yang sedemikian rupa,
Dan penuhilah karakter-karakter yang di tuntut untuk menjadi seorang pen da’I yang berhasil dan ideal antara lain karakter dasar yang harus di penuhi oleh seorang penda’I antara lain sebagai berikut:
a.       Moral
b.      Akal dan Naluri
c.       Motifasi Iman
d.      Memiliki Keteladanan yang Baik
e.       Lembut
f.           Hobi Mengokohkan Hati
g.      Sabar

B.  Saran
Jadi setelah penulisan ini selesai maka penulis dapan menyarankan bahwa jikalau kita ingin berhasil dalam berdakwah maka berusahalah sekuat tenagamu demi menjalankan perintah allah dan bersabarlah dalam menghadapi cobaan dan rintangan yang ada di hadapanmu, majulah pantang mundur

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. Khaliq, syekh Abdurrahman, Strategi dakwah Syar’iyah, Solo: CV. Pustakza Mantiq, 19196, Cet. Ke-1.
Abdul Aziz,Amin, fiqih Dakwah,Solo: Era Inter Media, 2000.
Abu, Zahrah, Dakwah Islamiyah, Bandung: Rosda karya, 1994.
Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yokyakarta: PT. Prima Duta, Cet. Ke-1,1983.
Al-Musawi, Khalil, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana:Resep-resep Mudah dan Sederhana Meraih Hikmah Dalam Kehidupan,(Terj: A. Subandi), Jakarta: Lentera,1998.


[1] Abuzahrah,dakwah islamiyah PT Rosda karya, Bandung,1994. H. 75
[2] QS, Ali Imran: 159

1 komentar: